Senin, 11 Juni 2012

Kita yang Butuh Sedekah (Sedekah Tidak Perlu Menunggu Kaya, Karena Kita Sudah Kaya)

Lagi pengen bercerita tentang sedekah. Masih banyak diantara kita yang berfikir, untuk bersedekah kita perlu kaya dulu. Berarti menganggap diri masih miskin. Sehingga menganggap wajar kalau diri tidak bersedekah, wong kita belum kaya.



Padahal hakikatnya kita itu sudah kaya. Coba lihat diri sendiri, kita punya mata, tangan, kaki, mulut, organ hati, jantung, ginjal yang sehat, dll. Mau nggak sebelah mata kita ditukar sama duit Rp 1 M? Atau Hati kita dipotong setengah ditukar sama uang Rp 500 jt? Logikanya ya kita gk mau. Bayangkan, uang sebanyak itu saja kita tolak, artinya kita itu sudah kaya.

Lagi pula, bersedekah itu tidak selalu dengan harta....
Mulut bisa untuk tersenyum ==> "Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah bagimu" (HR Tirmidzi).
Tangan bisa untuk membantu orang, sekedar ikut membersihkan lingkungan dengan niat ibadah sudah bisa dihitung sedekah (amal baik).
Menyingkirkan batu dijalanan bisa dikatakan sedekah (amal baik).



Ada juga diantara kita yang takut bersedekah karena takut harta habis, padahal Allah swt sudah berjanji akan mengganti berkali-kali lipat setiap harta yang dibelanjakan di jalan Allah.



مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak." (QS. Al-Baqarah: 245)


Janji Allah adalah Ia akan membalas setidaknya 10 x lipat. Tinggal masalah kitanya yakin atau tidak dengan janji Allah??
Matematika Sedekah adalah Matematika Nyeleneh, seperti di bawah ini :
10         10
  1           2
___-    ___-
 19        28

Mengapa bisa begitu?
Jika kita punya harta 10 dan disedekahkan 1, maka sisa harta kita adalah 9, namun yang satu kita sedekahkan Allah balas 10 kali lipat, maka yang ada di kita adalah 9 + 10 = 19. Sesuai janji Allah dalam QS. Al-An'am 160

“Barang siapa membawa amal baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”.


Atau seperti ini, kta punya harta 10, disedekahkan 1, sisa di kita 9. Tapi yang satu kita sedekahkan tadi dikembalikan oleh Allah 700 kali lipat, maka 9 + 700 = 709.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya / sedekah di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
QS. Al-Baqarah 261

Tapi ingat, mungkin kita tidak merasa, harta yang kita infakan tadi dibalas dalam bentuk riil. Bisa jadi kita sedekah 100.000. Logikanya kita bisa dapat minimal 1.000.000, bisa jadi kita tidak dapat 1.000.000 dalam bentuk riil. Bisa jadi kita dihindari dari sakit yang memakan biaya 1.000.000 tadi.

Apakah boleh bersedekah tapi mengharapkan balasan seperti ini? Boleh, kan berharapnya dibalas sama Allah.
Apakah ini kategori ikhlas? Masih ikhlas, karena dilakukan karena Allah. Mungkin level ikhlasnya masih kalah sama yang bersedekah mengharapkan ridho Allah. Tapi tetap kategori ikhlas.


Banyak sekali manfaat sedekah, apabila ingin dikutip. Sebenarnya tidak perlu banyak kutipan untuk mencintai sedekah. Cukuplah kita tau, bahwa sedekah disukai Allah dan Rosul SAW-Nya, dan sedekah adalah perilaku sahabat-sahabat Nabi.

Karena Kita Yang Butuh Bersedekah.



1 komentar: